"Lu kenapa, Fen?" Tanya Akbar.
Fendi sejenak menarik napas panjang lalu tangan kanannya merogoh sebatang rokok dan korek dari saku bajunya.
"Gue cuma iri sama temen-temen SMA gue yang kuliah di kampus sebelah. Mereka semua pada turun aksi membela kepentingan rakyat. Sementara gue di sini cuma sibuk sama proker kepanitiaan BEM," ujar Fendi sambil mengisap rokoknya yang sudah menyala.
"Halah, Fen, gak usah sok idealis deh!" Timpal Akbar sambil nyengir.
"Lah kapan lagi bisa idealis kalau bukan sekarang, Bar? Entar kalau udah lulus gak bakal bisa lagi mikir turun ke jalan bikin aksi. Udah pasti bakal sibuk sama cicilan motor dan cocote mertua," balas Fendi tak kalah sewotnya.
"Lah tujuan lu masuk BEM ngapain kalau ujung-ujungnya cuma pengen demo? Kalau mau turun aksi yaudah sana turun ke jalan tapi gak perlu bawa-bawa nama BEM dan almamater," timpal Akbar.
"Lah, katanya BEM itu agent of change, piye sih? Harusnya mereka bisa mewadahi aspirasi kita dong apalagi dalam kondisi genting kayak gini"
"Tapi kan jadi agen perubahan gak harus turun aksi, Fen. Bisa dilakukan dengan cara-cara lain yang lebih beradab"
"Halah, bullshit, Bar! Bilang aja BEM cuma cari aman," ucap Fendi sedikit emosi. Tak lama kemudian ia beranjak dari tempat duduknya, hendak pergi.
"Mau kemana lu?" tanya Akbar.
"Percuma buang-buang waktu di sini, Bar. Mending gue daftar kerja di EO punya abang gue aja. Kerjaannya sama aja kayak BEM, sama-sama suka bikin event."
~ TAMAT ~
Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan suasana maka itu hanya kebetulan sahaja.
0 Komentar